“Partai Demokrat tak punya media itu tak perlu dibahas karena sudah terjadi. Bukan itu masalahnya. Menurut saya, ini belum ada dana, belum dapat dari partai. Dananya kan harus halal, jadi sulit,” ungkap Hayono Isman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Pengakuan Hayono soal seretnya dana untuk ajang pencarian bakal capres Demokrat sebagai mana yang dikutip Kompas.com ini sangat menggelitik. Bukan lantaran konvensi Demokrat yang sepi pemberitaan, tapi soal duit halal yang semakin sulit didapat parpol binaan SBY itu.
Partai Demokrat saat ini memang bukan seperti lima tahun lalu. Lima tahun lalu Demokrat yang sedang kinclong-kinclongnya dan menarik minat “investor” untuk menanamkan “sahamnya”. Dana kampanye Demokrat pada pemilu 2009 pun tercatat Rp 243,8 miliar seperti yang dilaporkannya ke KPU. Dana kampanye Demokrat ini terbesar setelah Gerindra (Rp 308 M).
Jelang pemilu 2014 pamor Demokrat meredup seiiring dengen terbongkarnya kasus-kasus korupsi yang menjerat banyak petingginya. Rilis-rilis survei pun semakin membenamkan posisi Demokrat dengan elektabilitas satu digitnya. Dalam kondisi sakit-sakitan seperti ini sudah barang tentu Demokrat bukan lagi parpol yang menarik bagi “investor”. Sialnya, kader-kader partai yang sebelumnya diandalkan sebagai pengumpul dana kini meringkuk dalam sel tahanan dan sebagian lagi sudah dibidik oleh KPK. Demokrat kini harus pandai-pandai mencari sendiri dana untuk kegiatan kepartaiannya.
Untuk ajang pencarian bakal capresnya, Demokrat menganggarkan Rp 40 M untuk keseluruhan programnya. Dana sebesar itu diklaim Demokrat diperolehnya dengan cara halal.
“Mungkin ada perusahaan yang ingin membantu, boleh saja. Itu sah dan halal,” ujar Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik seusai pengumuman Konvensi Partai Demokrat, Minggu (11/8/2013), di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan.
Meskipun sejak Agustus lalu Demokrat telah membantah adanya aliran dana suap SKK Migas untuk membiayai acara ajang pencarian bakal capresnya, namun diperiksanya Jero oleh KPK membuyarkan bantahan tersebut. Apalagi belakangan muncul silang sengketa di internal Demokrat terkait masalah dana ajang konvensinya.
Sebagai pemenang pemilu 2009 Demokrat merupakan parpol dengan jutaan kader. Dengan cara urunan saja Demokrat seharusnya sudah bisa mengumpulkan dana konvensinya secara swadaya, sekalipun dalam waktu bersamaan jutaan kader tesebut tengah memfokuskan penggunaan dananya untuk kampanye pileg. Seharusnya pula, seperti yang diharapkan Jero, ada perusahaan yang mau menyumbangkan dananya untuk kegiatan ajang pencarian bakal capres Demokrat.
Faktanya, saat ini uang sejumlah Rp 40 M saja sudah sulit didapat dan, bahkan, menjadi biang sengketa para petingginya. Kondisi ini menegaskan pernyataan Hayono di atas: Demokrat kesulitan mendapatkan dana halal! Dengan kata lain, jika tidak segera disokong oleh dana haram, maka partai yang didirikan oleh SBY ini terancam bangkrut.
Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2013/08/13/1848589/Dana.Konvensi.Partai.Demokrat.Masih.Tanda.Tanya
http://politik.news.viva.co.id/news/read/52298-gerindra_terkaya__demokrat_nomor_dua

0 komentar:
Posting Komentar