Keteladanan untuk Cegah Korupsi
Masyarakat pada umumnya tidak pandai mendengarkan penjelasan -penjelasan guru -guru dan para pejabat. Akan tetapi mereka tidak pernah gagal dalam meniru tindakan-tindakan yang dilakukan mereka . (James Baldwin)
Setiap orang adalah pemimpin. Setiap pemimpin selalu ingin citranya baik. Tanpa citra yang baik seorang pemimpin akan kesulitan mengaktualisasikan dirinya. Tentu hal ini akan mengaburkan jati dirinya. Persoalannya, pola-pola untuk membangun citra yang dilakukan pemimpin pada umumnya selalu bermain dengan kata-kata yang bijak-normatif. Akan tetapi, faktanya banyak diantara mereka yang tidak konsisten dengan kata-katanya.
Memang, setiap pemimpin tidak bisa lepas dari kata-kata dan perbuatan. Harga diri seseorang bisa terkerek oleh kata-kata yang sering keluar dari mulutnya. Akan tetapi sebaliknya, seseorang bisa terlempar ke lembah nista kala mereka tidak bisa membuktikan kata-katanya itu dengan tindakan nyata.
Kasus korupsi yang menjerat para pemimpin belakangan ini menandakan ungkapan mulutmu harimaumu mulai menunjukkan tanda-tanda kebenarannya. Betapa tidak, satu per satu orang-orang yang biasanya lantang menyuarakan hak hak rakyat kecil, orang-orang yang biasanya mengepalkan tangan berjanji menegakkan hukum dan keadilan justru diterkam omongannya sendiri.
AU misalnya, dia kerap mengatakan kalau terbukti satu rupiah saja saya korupsi, gantung saya di Monas. Dalam perkembangannya meskipun belum terbukti di persidangan, namun dia telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus Hambalang.
Tidak hanya itu, AM. Pria yang sebelumnya lantang berbicara potong jari dan miskinkan para koruptor itu harus siap-siap diterkam kalimat yang keluar dari mulutnya sendiri karena dugaan kasus korupsi yang menderanya. Oleh karena itu patut kiranya ungkapan mulutmu harimaumu dijadikan bahan renungan sekaligus pembelajaran agar tidak terjerumus pada lubang yang sama. Begitu.

0 komentar:
Posting Komentar