Menjelang pemilu, di Indonesia pasti ada kasus masalah perbankan. Entah disengaja atau tidak, namun kasus perbankan yang ada ini tidak pernah tuntas 100%. Tentu banyak pendapat mengamati mengapa kasus ini banyak terjadi di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa ini hanya faktor kebetulan, tapi juga ada yang mengatakan bahwa ini merupakan imbas dari mahalnya proses demokrasi di Indonesia.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menyebutkan ada pola perampokan melalui sektor perbankkan dan keuangan di Indonesia menjelang pemilu.
“Ada siklus perampasan aset-aset negara di sektor keuangan. 1998 untuk Pemilu 1999, kasus Bailout BLBI sebesar Rp150 triliun. 2004 dan 2005, itu ada kredit fiktif macam-macam di tiga atau empat bank. 2008, itu ada kasus Century,” ujarnya di Gedung DPR, Senin (2/12).
Bambang pun mengajukan pertanyaan apakah menjelang pemilu 2014 ini ada perampokan dengan modus serupa.”2014 dan 2015, kira-kira ada apa nih di sektor bank? Coba anda ngendus-ngendus di situ. Ada enggak,” ujarnya.
Bambang mengungkapkan pihaknya tengah mengkaji kemungkinan adanya perampokan pada pemilu 2014.
“Kita sedang membuat ketentuan umum. Tapi, teman-teman kurang perhatikan siklus itu. KPK sedang membuat kajian, soalnya siklus ini sudah tiga kali di periode Pemilu. Pertanyaannya, apakah 2014 ke depan itu ada,” ujarnya.
Seperti kita ketahui, ada tiga kasus perampokan Bank yang terjadi dalam kurun waktu 1997 – 2013. Dengan catatan khusus, bahwa ketiga peristiwa tersebut terjadi setiap menjelang pemilu. Kasus-kasus tersebut antara lain; Kasus BLBI (1997 – sekarang), Kasus letter of credit BNI dan BRI (2003-2004) dengan hasil Adrian Waworuntu buron sampai sekarang, lalu Kasus Bank Century (2008) yang belum selesai sampai sekarang.
Jika ternyata benar bahwa pola ini akan terus terulang. Maka pertanyaannya adalah, apa yang akan terjadi pada tahun 2014? Apakah akan terjadi lagi kasus perampokan bank seperti yang terjadi dalam tiga kasus sebelumnya, ataukah malah berubah bentuknya namun dengan tujuan yang sama, yaitu perampokan.
Lalu untuk apa perampokan itu dilakukan pun masih teka-teka. Apakah demi politik, atau hanya keserakahan saja yang memanfaatkan momentum.

0 komentar:
Posting Komentar