dok.pri
Pengemis adalah seseorang yang meminta-minta sesuatu kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhan(hidup)nya. Kalau dikampung-kampung, pengemis selain meminta uang terkadang juga beras. Dia, biasanya kalau sekali dua kali datang kerumah warga tidak diberi sesuatu, lain kali tidak akan datang lagi ke rumah tersebut. Namun sebetulnya kita beri satu canting (tekong,kaleng susu kecil) atau uang seratus hingga limaratus rupiah saja mereka sudah sangat berterimakasih.
Biasanya yang mengemis itu adalah orang-orang cacat fisik, janda-janda tua, dan orang yang tidak mempunyai pekerjaan yang tentunya tidak punya penghasilan untuk menyambung hidupnya. Pengemis tidak identik dengan pemalas. Mungkin ada satu dua orang yang karena kemalasan sehingga mereka mau dan tidak malu mengemis. Namun faktor sulitnya lapangan kerja juga mungkin ikut memicu semakin maraknya pengemis.
Ada pula pengemis yang bukan karena miskin atau cacat fisiknya, tapi justru gagah, tegap, necis dan berkelimpahan harta. Mereka gajinya puluhan juta setiap bulannya. Ditambah berbagai fasilitas yang super lengkap. Mulai rumah dinas beserta furnitur dan aksesoris lainnya. Mobil dinas berjejer dengan mobil pribadi komplit dengan bahan bakarnya. Tunjangan komunikasi diberi. Jalan-jalanpun dibayar. Masih ditambah lagi dengan jaminan pensiun seumur hidup pula, meskipun hanya bekerja dua tiga tahun. Tapi……mereka masih juga “mengemis”!!!
Mereka bisa duduk disana itu karena kebaikhatian rakyat. Mereka mengemis kepada rakyat meminta-minta kepada rakyat untuk mendukungnya. Apa yang terjadi jika rakyat tidak mendukung, tidak mau memberikan suaranya pada mereka, sudah pasti mereka tidak akan pernah duduk di kursi empuk dambaan semua orang itu.
Setelah berhasil mengemis pada rakyat, gilirannya mengemis pada pengelola dana negara, pada perusahaan-perusahaan pada BUMN-BUMN dengan dalih minta Tunjangan Hari Raya (THR). Mengemis apa memeras? Ini bukan menggeneralisasi, mungkin hanya beberapa gelintir oknum yang melakukan itu. Tapi, lembaganya sudah pasti ikut tercoreng juga citranya.
Lebaran depan, semoga ada gerakan pengumpulan Koin THR DPR. Seluruh rakyat secara sukarela menyumbangkan koin untuk kebutuhan hari raya para anggota DPR, agar mereka tidak mengemis atau memeras BUMN. Ketimbang uang diberikan pada pengemis jalanan, mending diberikan wakil kita yang hidupnya serba “kekurangan” itu. Kasihanilah “pengemis-pengemis” terhormat itu. PENGEMIS BERBALIHO.

0 komentar:
Posting Komentar