Jengah sekali saya membaca berita-berita tentang demo dokter. Ada sebagian yang pro, tapi lebih banyak yang kontra pastinya. Ada perasaan sedikit kecewa dari dalam diri saat melihat foto-foto demo di Bundaran HI. Saya bertanya-tanya pada diri sendiri, ada apa dengan dokter Indonesia? Sudah lupakah mereka dengan sumpahnya? Tapi setelah membaca banyak berita mengenai demo dokter, saya jadi cukup mengerti apa yang mereka rasakan saat ini.
Demonstrasi adalah salah satu cara untuk menyampaikan aspirasi ataupun pendapat ke suatu instansi atau masyarakat luas. Sebenarnya masih banyak cara menyampaikan pendapat selain demo, tapi mungkin memang cara inilah yang akan menarik perhatian lebih cepat dan mungkin akan lebih cepat juga hasilnya. Setiap komunitas pastilah membawa kepentingan diri mereka masing-masing. Misalnya saja dokter dengan tuntutan tinjauan hukum praktek dokter dan kenaikan anggaran kesehatan ataupun buruh dengan kenaikan gaji dan kesejahteraan para buruh. Tak ada yang salah sebenarnya dengan tuntutan mereka.Hanya sayangnya cara mereka memang terlihat salah.
Demo seringkali menjadi jalan akhir yang dipilih untuk suatu komunitas untuk menyampaikan aspirasi yang mereka punya. Kita, sebagai masyarakat dan orang diluar komunitas, biasanya memandang demo sebagai cara-cara yang tidak elegan untuk menyampaikan pendapat. Padahal mungkin saja mereka sudah mengupayakan melalu cara lain sebelum melakukan demo besar-besaran. Ingat kejadian Mei 1998? Demo besar-besaran terjadi karena para demonstran, terutama mahasiswa, tidak tahu lagi bagaimana caranya agar pendapat mereka bisa didengar dan sampai kepada para petinggi negara. Akhirnya mereka melakukan demo besar-besaran. Walaupun mereka tahu akan merugikan orang banyak, tapi mereka juga punya tujuan tertentu pastinya.
Begitu juga dengan para buruh, guru, dan dokter. Mereka juga punya pendapat yang ingin didengar. Dan tentunya mereka ingin yang terbaik untuk teman-teman sejawat mereka. Mereka menuntut keadilan untuk komunitas besar mereka. Sebenarnya mereka hanya butuh keadilan. Bukannya mereka egois. Mereka hanya ingin lebih dihargai dan diberikan sesuatu yang lebih untuk pengabdian mereka selama ini. Tak bisa kita pungkiri kalau setiap manusia pasti ingin dihargai. Dengan penghargaan yang lebih, pasti mereka akan mengabdi lebih untuk negeri ini.
Kadang kita sebagai bagian luar komunits-komunits tersebut hanya melihat aksi mereka dari sisi yang sempit. Kita berkomentar negatif tentang aksi-aksi yang mereka lakukan tanpa mengetahui pokok permasalahan dan tujuan baik dari aksi mereka tersebut. Dan sayangnya media lebih senang menyorot berita-berita negatif yang memancing konflik, daripada berita-berita positif yang akan memotivasi masyarakat Indonesia. Padahal setiap aksi yang mereka lakukan pastilah punya tujuan yang baik, setidaknya untuk komunitas mereka sendiri. Yang harus kita lakukan hanyalah mencoba mengerti dan tidak perlu banyak berkomentar. Biarlah mereka melakukan aksinya. Toh mereka sudah pikirkan baik dan buruknya, karena demo adalah jalan terakhir dan aksi besar. Tidak mungkin dilakuakn tanpa perhitungan.
Setiap kelompok punya persepsi sendiri-sendiri mengenai suatu hal.
Yang pasti apapun yang mereka lakukan bertujuan untuk kebaikan, setidaknya untuk diri mereka sendiri.
Jadi berselisih pendapat antar kelompok itu wajar, tak usahlah dibesar-besarkan..
Nanti juga terlihat mana yang benar dan mana yang salah.
Beda pendapat boleh, tapi tetap damai.
Semoga apa yang mereka perjuangkan, akan didengar oleh para penguasa. Saya yakin mereka tidak punya maksud jahat dalam tiap aksi mereka. Hanya ingin menggertak sedikit. Sedikit saja. :)
Salam,
Bella Vlinder

0 komentar:
Posting Komentar