Pada dasarnya setiap manusia akan selalu merasa kekurangan jika tidak pernah bersyukur. Apa yang telah diberikan pemerintah kepada para buruh sebenarnya sudah cukup untuk keberlangsungan hidup, namun semuanya kembali pada pribadi masing-masing. Jangan sampai para buruh yang sebenarnya berpendidikan, dinilai tidak berpendidikan oleh masyarakat hanya karena menuntut ini itu tanpa melaksanakan kewajibannya dan tidak memikirkan orang lain. Masih banyak pekerja yang mendapat upah lebih rendah tetapi tetap bisa menghidupi keluarganya tanpa menuntut macam-macam dari pemerintah.
Kita sebenarnya harus mendukung pemerintah agar berhati-hati menghadapi aksi mogok buruh. Kalau tidak tegas, bisa jadi para pengusaha kabur dan meninggalkan industrinya dan para investor menarik sahamnya. Indonesia bisa bangkrut. Kalau sudah begitu siapa yang bertanggung jawab? Mana mau buruh-buruh itu bertanggung jawab. Mereka pasti pergi begitu saja sambil berkata kalau mereka hanya menuntut hak. Bagaimana menuntut hak kalau kewajiban mereka sebagai buruh juga dilalaikan karena terlalu sering menjalankan aksi mogok.
Dukungan terhadap aksi mogok yang dilakukan di beberapa daerah dan berujung anarkis mencerminkan moral dan etika buruh yang kurang pas. Demo boleh-boleh saja tapi tidak perlu anarkis juga. Para buruh ini hanya beraksi untuk haknya tanpa memikirkan kewajibannya, yaitu meningkatkan kualitas diri.
Kalau mereka mau meningkatkan kualitas diri dan bekerja keras, pengusaha tidak mungkin diam begitu saja. Mereka pasti membayar buruh sesuai dengan usaha dan kualitasnya. Hal inilah yang kurang disadari oleh para buruh. Hal lain yang harus mereka pikirkan adalah kalau buruh kerja keras, bisa meningkatkan kualitas diri yang kemudian berdampak pada meningkatnya hasil produksi sudah pasti upah juga naik.
Dalam aksi ini, memang tidak semua buruh ikut serta. Tapi, dampaknya bisa dirasakan oleh semua buruh. Misalnya, kalau produksi menurun yang berakibat pada kerugian perusahaan dan pabrik, maka akan terjadi PHK dimana-mana. Para pengusaha tentu tidak mau bertambah rugi, mereka pasti ingin menghemat pengeluaran dengan mengurangi jumlah karyawan. Lalu bagaimana nasib mereka yang terkena PHK?
Tidak semua pihak mendukung aksi mogok kerja yang dilakukan buruh, hal ini terbukti dari spanduk yang terpasang di pintu tol Cikarang dan Cibitung. Aksi mogok ini membuat sebagian masyarakat dan buruh yang tidak terlibat aksi mogok resah. Proses produksi tertunda, jalanan macet, dan ketertiban lingkungan terganggu. Banyak pihak yang merasa tidak nyaman dengan hal ini.
Oleh karena itu, para buruh seyogyanya harus memikirkan juga jika ingin mendapatkan gaji yang tinggi harus pula meningkatkan kualitas kerjanya. Hak dengan kewajiban harus seimbang, maka antara pengusaha dan buruh sama-sama merasa di untungkan tanpa ada merasa di rugikan lagi satu sama lain.

0 komentar:
Posting Komentar