Kasus Century, perampokan uang negara tujuannya antara lain demi penyelamatan uang Putra Sampoerna dan jarahan partai politik, ternyata menginspirasi seorang caleg PPP untuk merampok nasabah bank. Rupanya kasus Century dan ustadz Luthfi Hasan Ishaaq mengilhami sepak terjang Indra Kusuma dengan tujuan: membesarkan partai, membiayai kampanye pencalegannya. Perampokan Century untuk biaya pemilu partai. Sedang perampokan nasabah bank untuk kampanye partai. Lain halnya Luthfi Hasan Ishaaq untuk berjuang dakwah partai agama PKS dengan korupsi. Fenomena apakah ini sehingga mereka melakukan perampokan untuk tujuan kebaikan partai yang sungguh mengenaskan?
Kasus perampokan uang negara melalui kasus Bank Century dengan nilai Rp 6,7 triliun sungguh fenomenal. Kasus ini menyeret banyak orang termasuk nama Boediono dan juga petinggi Bank Indonesia seperti Budi Mulya, rupanya menginspirasi banyak orang untuk merampok demi tujuan politik tercapai. Tak hanya Bank Century, aneka kasus korupsi politik dengan maksud membiayai partai politik juga dilakukan oleh para anggota DPR dengan melakukan korupsi. Contoh koruptor seperti Luthfi Hasan Ishaaq.
Dan yang menarik, fenomena korupsi bukan hanya dilakukan oleh partai sekuler dengan contoh koruptor M. Nazaruddin, Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum dari Demokrat. Namun juga dari partai agama PKS yang kental dengan pesan surga-neraka pun dengan bahagia dan sejahtera melakukan korupsi dengan utusannya ustadz H. Luthfi Hasan Ishaaq dan ustadz H. Ahmad Fathanah. Baik partai sekuler maupun agama memiliki majelis dan divisi keagamaan. Namun ternyata itu hanya formalitas hiburan buat menarik simpati masyarakat. Tak lebih. Rakyat dibodohi dengan aneka kealiman dan kekhusukan serta kemunafikan para politikus.
Ternyata tontonan dari elite semacam itu menimbulkan inspirasi bagi banyak orang. Publik melihat bahwa politik yang kotor itu bisa dibiayai dengan cara korupsi. Namun korupsi hanya bisa dilakukan oleh penyelenggara negara atau calonya seperti Bunda Putri alias Non Saputri. Salah satu yang terinspirasi membiayai kegiatan partai dengan uang haram adalah Indra Kusuma.
Indra Kusuma tercatat sebagai caleg PPP dan berasal dari Desa Triwikaton, Kecamatan Tugumulyo, Musirawas dan empat anggota gerombolannya Bambang Irawan asal Lahat, Kelvin Jacky Amorada, Suharlani asal Bengkulu, dan Devin asal Bandar Lampung ditangkap Satreskrim Polres Jombang, Selasa (26/11). Mereka dibekuk setelah mereka bertualang merampok para nasabah bank di berbagai tempat Surabaya, Sidoarjo, Kediri dan Jombang serta sejumlah tempat di Jawa Tengah dan Jogjakarta.
Yang mengejutkan, caleg ini mengirimkan uang hasil rampokan untuk membiayai kampanye pencalegannya sebagai caleg PPP. Timses dibentuk dengan biaya uang hasil rampokan.
Komplotan penjahat lintas provinsi ini dikuntit polisi setelah menerima laporan dari Kastutik, korban perampokan nasabah BRI Cabang Tuban usai mengambil uang Rp 100 juta pada 11 November lalu.
Uang hasil rampokan digunakan untuk membuat dan memasang baliho dengan foto dirinya, serta membiayai politik uang untuk memuluskan pencalonannya di Musirawas.
Seperti diberitakan oleh Tribunnews.com Network, hampir di sepanjang jalan terdapat beberapa baliho besar gambar Indra Kusuma Caleg DPRD Musirawas. Sedikitnya terdapat 15 titik baliho terpasang di setiap pinggiran jalan menuju rumahnya dan di jalan lintas Tugumulyo.
Fenomena menghalalkan segala cara dengan korupsi untuk membiayai kegiatan partai menjadi semakin luas dengan merampok. Para caleg rupanya sudah memahami bahwa menjadi anggota legislating identik dengan mengeruk uang rakyat. Maka korupsi bagi Indra Kusuma perbuatan kotor, nah untuk membiayai upaya dia agar bisa korup maka sekalian saja Indra Kusuma membiayai pencalegannya dengan merampok nasabah bank. Inilah wujud parpol yang sakit. Parpol identik dengan korupsi. Bukti bangsa yang sakit.
Salam bahagia ala saya.

0 komentar:
Posting Komentar