Hari ini hari Korpri. Tapi saya gak akan membahas Korps Pegawai. Saya hanya terkenang kawan masa kecil, namanya Korpri. Pria malang yang harus menanggung beban nama seumur hidup akibat arogansi orangtua yang begitu berdedikasi pada profesi.
Namanya memang terdengar aneh. Deretan alfabet kebanyakan konsonan itu kerap merepotkan wali kelas hingga petugas administrasi, apalagi bagi mereka yang menderita gangguan frenulum linguae atau sulit melafalkan salah satu huruf atau lebih dikenal dengan istilah ilmiah: cadel.
Konon si Korpri ini diberi nama seperti itu karena kelahirannya bertepatan hari Korpri. Tapi sebenarnya beruntunglah ia, sebab andai ia lahir sehari sebelumnya bisa saja namanya menjadi Bruce Lee, karena ulang tahun Bruce Lee hanya beda sehari dengan ulang tahun Korpri. Silahkan googling kalo kurang kerjaan.
Saya juga pernah punya teman sekelas di SMP, namanya Maljuwais, ia lahir Malam Jumát Waktu Isya. Pernah juga punya tetangga namanya Saklitinov, yang akhirnya lepas dari praduga tak bersalah dari dugaan orang Soviet setelah diketahui Saklitinov itu ternyata Sabtu Kliwon Tiga November.
Saya kadang heran dengan orang-orang tua yang memberi nama anaknya terkesan seenak udel. Ngakak campur miris melihat nama-nama seperti Batman bin Suparman, Satria Baja Hitam, Dono Kasino Indro, hingga Royal Jelly, yang beredar dan jadi lelucon dunia maya.
nemu di google
Bahkan ada satu kelompok masyarakat di daerah saya yang punya tradisi memberi nama anak sesuai dengan benda yang pertama kali dilihat oleh si anak. Hingga nama-nama seperti Bendera atau Meja, udah lazim ditemui di sini. Sebagai mantan teller bank gelap berkedok koperasi simpan pinjam, saya sudah terbiasa dengan nama-nama unik seperti itu. Yang paling sering ketemu adalah nama-nama artis jadul semisal Jayanti Mandasari, Cintami Atmanegara atau Desi Ratnasari. Inilah wujud obsesi sesaat orang tua yang tanpa disadari telah mengorbankan masa depan anak.
Apalah arti sebuah nama, kata Shakespeare. Tapi sayangnya saya gak ada urusan dengan Shakespeare. Nama ya jelas aja punya arti.
Demikianlah. Postingan gak penting ini dituliskan dengan keprihatinan dan rasa sesal mendalam oleh seorang bapak beranak satu bernama Nurhaliza. Hiks..
0 komentar:
Posting Komentar