Dahlan Iskan adalah salah satu putera bangsa yang berprestasi dan profesional di bidangnya. Pasti semuanya mengakui. Dahlan Iskan mengikuti konvensi Partai Demokrat. Semua orang pun pasti tahu. Dahlan Iskan tak berkampanye, dan bilang: kerja..kerja..kerja.. Ya, itu juga semua orang tahu. Tapi jika Dahlan Iskan disebut tak bisa menjadi calon presiden. Semua orang berbeda menjawabnya. Ada yang menyatakan ya, tidak bisa, dan ada yang merasa yakin Dahlan Iskan menjadi calon presiden. Masing-masing mempunyai argumen yang berdasarkan analisa dan penerawangannya.
Walaupun tidak diakui oleh pendukungnya, atau mungkin juga oleh Dahlan Iskan sendiri, seperti dalam artikel saya sebelumnya “Dahlan Iskan Tak Sebanding Dengan Ahok,” Kompasiana 12 Nopember 2013 dimana saya menyatakan Dahlan Iskan ikut konvensi karena “ewuh pakewuh” yang oleh Dedy Armayadi –Dahlanis– diperhalus menjadi menghormati (lihat artikel Dedy Armayadi “Dahlan Iskan Pilih Mundur Dari Konvensi”) pada Presiden SBY yang notabene sekaligus Ketum Partai Demokrat. Walaupun Dahlan Iskan menyatakan tidak berkampanye, tetapi berharap menang dalam konvensi itu. Keikutsertaan Dahlan Iskan dalam konvensi itu adalah keputusan yang salah menurut saya.
Partai Demokrat memang partai hebat. Baru didirikan pada 2003 langsung melesat dan menjadikan SBY sebagai Presiden terpilih Indonesia dua kali yaitu pada 2004 dan 2009. Sayang partai ini dalam perjalanannya banyak kesalahan yang dilakukannya, kesalahan yang fatal di antaranya:
1. Kader-kader partainya terbukti melakukan korupsi yang bertentangan dengan semboyan partai itu “Katakan Tidak Pada Korupsi”
2. Buruknya kinerja SBY dan lemahnya kepemimpinan SBY sebagai presiden
3. Adanya faksi-faksi yang saling menjegal di intern partai (faksi Cikeas, loyalis Anas, dan faksi Marzukie Ali).
4. Koalisi yang terkesan hanya bagi-bagi kavling anggaran
Walaupun elit Partai Demokrat berusaha keras membendung kesalahan tersebut dengan berkelit, menyanggah, ataupun mencari-cari alasan dan pembenaran, bahkan menyerang calon partai lain, tetap saja masyarakat bisa dikatakan tidak percaya lagi terhadap kepemimpinan Partai Demokrat dan SBY. Hal ini tergambar oleh survey terakhir oleh Lingkaran Survey Indonesia terkait konvensi demokrat. LSI melaporkan Minggu 24/11/2013 bahwa elektabilitas Partai Demokrat dibawah 10 persen. Tingkat kepuasan terhadap kinerja SBY merosot ke angka 44.9 persen dari 56.7 persen di 2011.
Bahkan kampanye yang dilakukan oleh peserta konvensi tidak mampu meningkatkan elektabilitas partai ini. Padahal peserta konvensi itu bukanlah orang-orang sembarangan, mereka cerdas dan berprestasi. Rully Akbar (Peneliti LSI), berdasar hasil survey LSI tersebut , bahkan melaporkan peserta konvensi kurang dikenal dibanding calon presiden dari partai lain. Pemenang konvensi pun terancam tidak bisa menjadi capres, bahkan lebih parah lagi sangat memungkinkan tidak dipertimbangkan sebagai cawapres sekalipun.
Kondisi Partai Demokrat ini tentu tidak menguntungkan peserta konvensi yang sedang berusaha keras untuk bisa menang dan terpilih sebagai calon presiden yang nantinya diusung oleh partai ini, termasuk Dahlan Iskan.
Kepentingan bangsa dan negara harus di atas kepentingan diri, golongan, dan partai, tujuan ini harus dicamkan oleh siapapun. Berdasar itu pula saya berani menyarankan kepada Dahlan Iskan untuk segera meninggalkan gelanggang konvensi Demokrat tersebut, karena Dahlan Iskan tidak boleh mengecewakan “konstituen”nya yang merupakan sebagian masyarakat Indonesia. Konstituen Dahlan Iskan menghendakinya menjadi Presiden 2014, karena itu Dahlan Iskan harus berani mengambil keputusan keluar dari konvensi, toh dia tidak pernah melakukan kampanye konvensi Demokrat ini, seperti pernyataannya. Juga, mengundurkan diri dari konvensi tidak dilarang. Lebih-lebih Dahlan Iskan bukan anggota Partai Demokrat. Dahlan Iskan berasal dari kalangan profesional.
Keberadaan Dahlan Iskan di luar konvensi akan menambah keleluasaannya untuk bermanuver, dibanding di dalam konvensi tersebut. Disamping menghindarkan diri dari ikut tercemar namanya karena berada di dalam suatu partai yang sudah dikenal sebagai partai yang banyak kadernya melakukan korupsi, Dahlan Iskan bisa memberikan peluang partai lain yang lebih bersih yang bersedia mengusungnya.
Semoga Dahlan Iskan bisa mempertimbangkan saran ini.
*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia. Saat ini berada di Negara 1001 Pagoda.

0 komentar:
Posting Komentar