promosi bisnis online gratis

Anies Baswedan Sang Pendidik


Anies Rasyid Baswedan kelahiran Kuningan Jawa Barat pada Tanggal 07 Mei 1969. Intelektual muda Indonesia yang sangat aktif di bidang peningkatan sumberdaya manusia. Gerakan-gerakan peningkatan sumberdaya manusia Indonesia sangat intens mengisi hari-harinya, baik skala nasional maupun internasional. Optimisme bahwa Rakyat Indonesia memiliki kemampuan intelektual yang sejajar bahkan lebih dengan bangsa-bangsa maju di dunia adalah sebuah keniscayaan faktual yang menjadi motivasi untuk menciptakan wadah-wadah pergerakan demi pencapaian Rakyat Indonesia yang berintegritas. Darah Anies mengalir darah pejuang, sang kakek Abdul Rahman Baswedan merupakan tokoh utama dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Anies Baswedan merupakan anak pertama dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah. Rasyid Baswedan merupakan cendikiawan yang mengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Sang ibu, juga seorang pengajar dan guru besar di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Suami Fery Farhati Ganis ini, dikaruniai empat orang anak yakni Mutiara Annisa, Mikail Azizi, Kaisar Hakam dan Ismail Hakim.


Riwayat pendidikan formal Anies yakni lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Mahasiswa bidang Asian Studies di Universitas Sophia, Tokyo, Jepang. Pada tahun 1996, melanjutkan pendidikan master di Universitas of Maryland , College Park, bidang International Security and Economic Policy, Setelah itu melanjutkan pendidikan Doktoral di Northern Illinois University. Pada 15 Mei 2007, Anies Baswedan dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina, menggantikan Nurcholish Madjid, dengan usia yang muda membuatnya meraih predikat sebagai rektor termuda di Indonesia. Sebagai salah satu inisiator dan ketua Gerakan Indonesia Mengajar, patutlah kiranya Anies menjadi tokoh pendidikan muda demi mengurai benang kusut kebobrokan Indonesia saat ini. Pada tahun 2010, Anies menjadi Tim Verifikasi Fakta dan Hukum untuk meneliti kasus dugaan kriminalisasi terhadap Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah, sampai akhirnya pada Februari 2013, Anies terpilih menjadi tim adhoc untuk memimpin Komite Etik KPK.


Anies memiliki teori bahwa Rakyat Indonesia harus memiliki kesadaran melampaui Indonesia (beyond Indonesia), saat ini adalah kompetensi yang bersifat global dan pemahaman akan permasalahan akar rumput yang faktual terjadi di masyarakat atau grass roots understanding and world class competence (pemahaman akar rumput dan kompetensi tingkat dunia). Begitu banyak penghargaan yang Anies terima antara lain The Golden Awards dari Harian Rakyat Merdeka atas inspirasinya di bidang pendidikan melalui Gerakan Indonesia Mengajar. Anugerah Integritas Nasional dari Komunitas Pengusaha Antisuap (Kupas) serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Dompet Dhuafa Award 2013, Penghargaan ini diberikan kepada tokoh-tokoh yang dinilai telah memberikan inspirasi kebajikan bagi masyarakat dan berkontribusi bagi bangsa. penghargaan Tokoh Inspiratif dalam Anugerah Hari Sastra Indonesia. Pada tahun 2004, Anies menerima penghargaan Gerald Maryanov Fellow dari Departemen Ilmu Politik Universitas Northern Illinois. Majalah Foreign Policy memasukkan Anies Baswedan dalam 100 Intelektual Publik Dunia tahun 2008. Anies merupakan satu-satunya orang Indonesia dan disejajarkan dengan tokoh dunia lainnya seperti Noam Chomsky (tokoh perdamaian), para penerima nobel seperti Shirin Ebadi, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen. Penghargaan Young Global Leaders pada Februari 2009 oleh World Economic Forum. Pada tahun 2010, Anies terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight yang terbit di Jepang, luar biasanya 20 tokoh tersebut antara lain Vladimir Putin (Perdana Menteri Rusia), Hugo Chavez (Mantan Presiden Venezuela), David Miliband (Menteri Luar Negeri Inggris), Rahul Gandi (Sekjen Indian National Congress India), serta Paul Ryan (politisi muda Partai Republik dan anggota House of Representative AS). Di tahun yang sama Anies menerima penghargaan dari The Association of Social and Economic Solidarity with Pacific Countries (PASIAD) kategori Pendidikan dari Pemerintah Turki. Penghargaan Nakasone Yasuhiro yang diberikan langsung oleh Mantan Perdana Menteri Jepang, Yasuhiro Nakasone. Penghargaan ini diberikan kepada orang-orang visioner yang membawa perubahan dan memiliki daya dobrak, demi tercapainya abad 21 yang lebih cerah. Penghargaan The Royal Islamic Strategic Studies Center, Jordania, The 500 Most Influential Muslims pada Juli 2010.


Komitmen yang luar biasa untuk menciptakan Indonesia yang berkualitas dan berintegritas membuat Anies layak menjadi pemimpin yang mendidik negeri ini agar kembali memiliki moral dan martabat sebagai sebuah bangsa yang besar. Ketidakmampuan dari sisi materi karena seorang pendidik bukan pengusaha dan bukan bagian dari kader sebuah partai politik, memberikan celah yang sempit bagi anies untuk popular di kalangan Rakyat Indonesia. Ranah politik Indonesia yang bergelimang pragmatisme, kepribadian yang idealis, memiliki visi, misi dan prinsip yang jelas dalam membangun Indonesia, membuat Anies secara politik tidak diinginkan kaum politikus untuk memimpin negeri ini. Tentu saja yang paling menentukan saat ini adalah Rakyat Indonesia, siapakah yang layak memimpin negeri ini, apakah tokoh politikus, apakah tokoh pengusaha atau apakah tokoh pendidik.



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/11/29/anies-baswedan-sang-pendidik-612314.html

Anies Baswedan Sang Pendidik | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar