promosi bisnis online gratis

Antara Polemik DPT Dan Rasa Kebangsaan WNI Dalam Pemilu 2014


Polemik masalah daftar Pemilih Tetap (DPT) yang berlarut semakin meresahkan masyarakat, terutama terkait rasa kepercayaan terhadap Negara jelang penyelenggaraan Pemilu 2014. Semestinya, masalah DPT itu dapat segera dirumuskan solusinya oleh Negara, misalnya, dengan mendeteksi akar permasalahannya melalui mekanisme solusi manajemen konflik, tidak hanya dilihat dengan perspektif analisis politik saja. Aspek analisis psikologi sosial kemasyarakatan juga tentunya diperlukan, sebab ruh antusiasme Warga Negara Indonesia (WNI), baik yang berdomisili di dalam maupun luar negeri, untuk memberikan hak pilihnya dalam Pemilu 2014 mendatang sangat ditentukan oleh ketegasan Pemerintah dalam penyelesaian polemik DPT selama ini.



Selain itu, bahwa DPT yang tidak valid riskan berpotensi memunculkan embrio konflik baru paska Pemilu 2014, misalnya, karena adanya rasa ketidak-puasan dari Partai Politik yang merasa dirugikan dengan data DPT yang diumumkan KPU dinilai tidak valid. Resikonya? Dapat dibayangkan, jikalau stabilitas keamanan nasional akan terganggu karena adanya konflik antar institusi terkait penyelenggaraan dan pengawasan Pemilu, atau bentrok antar pendukung Parpol, pemberitaan media yang provokatif, yang dapat dimanfaatkan kepentingan politik asing untuk menggalkan proses Pesta Demokrasi di Indonesia. Hal ini, tentu saja bukan hanya menjadi masalah politik nasional, namun juga kehormatan integritas bangsa dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di mata dunia internasional.



Maka, kesadaran nasionalisme kebangsaan bagi setiap warga Negara Indonesia sudah waktunya dibuktikan dihadapan dunia, bahwa jiwa kedaulatan bangsa Indonesia berada di tangan rakyat dengan terlaksananya Pemilu 2014 secara jujur, tertib, dan aman. Dan untuk itu, maka bagi seluruh warga negara Indonesia yang sudah memenuhi syarat administrasi kependudukannya, harus diberikan hak pilihnya dalam Pemilu mendatang. Dan jangan sampai dihilangkan hak politiknya secara administrative, karena gagalnya Pemilu akan berpotensi menimbulkan pecahnya persatuan dan kesatuan bangsa, serta merugikan rakyat Indonesia sendiri.



Semoga semangat rasa kebangsaan dan jati diri manusia Indonesia dengan keluhuran budaya timurnya masih ada hari ini, sebagai contoh nyata bagi generasi penerus sejarah bangsa Indonesia yang belum terlahir. Wajah Indonesia, adalah wajah kita dan secercah harapan untuk mereka yang terlupakan zaman.. anak-anak lugu yang bahkan tidak tahu apa arti DPT, atau Pemilu yang diributkan siaran Televisi tua Mbahnya itu? Wealaa jan..



@Anindya Daly


(Praktisi Seni & Budaya Paksi Katon, Yogyakarta)


Email: anindya.daly15@gmail.com



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/11/30/antara-polemik-dpt-dan-rasa-kebangsaan-wni-dalam-pemilu-2014-615269.html

Antara Polemik DPT Dan Rasa Kebangsaan WNI Dalam Pemilu 2014 | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar