promosi bisnis online gratis

Akan Icalkah Ical?


Ical madeg mantep nyalon presiden. Tidak menggubris dengan halang rintang yang terjadi. Dari popularitas yang rendah. Kinerja perusahaan yang menurun. Juga kemungkinan Partai Golkar yang dipimpinnya terbelah. Menangkah Ical? Atau Ical akan ical, yang dalam bahasa Jawa berarti hilang? Kalah?


Dalam sejarah republik ini, mungkin baru ini kali calon presiden yang banyak batu sandungan berani bertarung mengadu nasib. Itu, katanya, demi sebuah cita-cita, ikut membangun bangsa, menjadi tauladan bagi generasi mendatang dan keluarga.


Jika sudah begitu, maka kalah menang bukan lagi persoalan. Kemenangan akan dipandang sebagai rahmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya jika kalah, itu adalah risiko. Risiko dari sebuah perjuangan untuk memperjuangkan cita-cita. Begitu inti pernyataan politik Ketua Umum Partai Golkar ini.


Ketegaran dan ketegasan Ical itu patut diberi hormat, diapresiasi. Betapa hebat sikap dan semangatnya dalam berjuang untuk mewujutkan cita-cita. Cita-cita luhur dalam membangun bangsa. Dan cita-cita luhur sebagai sosok pemimpin dan kepala rumahtangga, untuk ditauladani yang muda-muda.


Namun adakah cukup, untuk mewujutkan cita-cita hanya bermodal semangat? Seberapa besar peran semangat dalam sukses-gagalnya menggapai cita-cita? Ternyata, semangat memang menempati ranking satu dalam soal ini. Dalam semangat terdapat keberanian, kegigihan, kesintalan bergerak, serta kreatifitas untuk maujud.


Semangat adalah segalanya. Karena semangat itu adalah vitalitas. Dia spirit, kubangan dari kegairahan, jiwa, juga ruh. Jika kursor spirit digeser sedikit saja, maka terpampanglah wahana yang manusia sulit untuk paripurna disana. Itu adalah altar suci, kudus, yang tidak profan dan sangat tidak sekular.


Dan itu benar. Sebab calon presiden memang harus berwatak itu. Watak luhur dan ksatria, agar ketika ditakdirkan menjadi presiden, watak itu memberi ruh sikap dan tindakannya. Apalagi kata Lord Acton, kekuasaan cenderung korup. Namun semangat seperti apakah yang dibawa Ical?


Dalam pandangan Jawa, semangat atau spirit itu berunsur mutual. Madeg. Mengukur diri. Mumpuni atau tidak untuk mencalonkan diri. Pasca itu adalah mantep. Yakin, bahwa ukuran diri itu sesuai dengan yang ingin digapai. Jika dua unsur yang manunggal itu manjing dalam diri Ical, maka semangat Ical wajib ditindak-lanjuti. Mumpunikah Ical? Sudah sampai kesana-kah Ketum Partai Golkar ini?


Batasan mumpuni dalam budaya Jawa tertuang dalam garis yang sangat tegas, ngelmu kuwi ginowo kanthi laku. Ilmu itu ‘eksak’. Saking eksaknya ilmu macam ini tidak bersifat retoris. Bukan wacana. Dan anti terhadap rekayasa.


Dalam konteks ‘ilmu’ sebagai pemimpin dan ‘ilmu’ yang mengindikasikan tampilnya seorang pemimpin, alur yang harus dijalani sederhana tetapi tidak juga sederhana. Untuk menjadi baik, ya harus menjalani kebaikan. Untuk disebut baik, ya harus berbuat baik. Sudah seperti itukah Ical?


Lumpur Lapindo menyimpan luka dalam. Kendati secara yuridis masuk sebagai bencana alam, tetapi asumsi massal tetap berpikiran, itu merupakan human error yang tidak termaafkan. Ditambah berlarut-larutnya penyelesaian, maka rakyat menuduh, Ical tidak baik dan tidak ksatria.


Nila Ical ini masih diperparah dengan berbagai kinerja perusahaannya. Lepas itu saham sudah dikuasai orang lain, tetapi dengan ‘merk’ Ical dan keluarga, maka berbagai perusahaan yang kinerjanya negative itu kian mendegradasi namanya. Ical jauh dari ngelmu dalam banyak laku.


Untuk melihat itu tidak sulit. Secara wadag, berbagai survey telah membuka pamor Ical itu. Elektabilitasnya masih kalah dengan Prabowo Subianto atau Megawati Soekarnoputri. Di internal Partai Golkar pun dia masih dikalahkan oleh JK. Adakah ini tidak cukup sebagai tanda, bahwa Ical akan ical (kalah) dalam laga di Pilpres 2014 nanti?


Atau Ical berpandangan, manusia itu hanya berkeinginan. Manusia juga hanya berhitung dengan hitungan akal. Segalanya Tuhan yang menentukan. Jika Allah berkehendak, kun fayakun, jadi, maka jadilah. Itukah yang dimaksud semangat oleh Ical untuk maju bertarung di Pilpres 2014 nanti.


Memang tak salah, takdir mengalahkan segala prediksi dan kalkulasi manusia !



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/12/05/akan-icalkah-ical-613836.html

Akan Icalkah Ical? | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar