promosi bisnis online gratis

Menakar Keterlibatan Elit Demokrat dalam Kasus SKK Migas


Foto Ilustrasi (demokrat.or.id)

Foto Ilustrasi (demokrat.or.id)



Belum usai kasus korupsi Hambalang yang menyeret beberapa petinggi partai Demokrat, kini kasus suap SKK Migas yang telah menetapkan Rudi Rubiandini sebagai tersangka mulai menyeret beberapa politisi dan elit Partai Demokrat.


Anggota Komisi VII dari Partai Demokrat Tri Yulianto disebut-sebut menerima uang THR dari Rudi Rubiandini senilai 200 ribu US Dolar.


Untuk mendalami keterlibatan beberapa anggota DPR, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memeriksa Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik yang notabene adalah Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat. Selain itu, Sutan Bhatoegana pun telah beberapa kali keluar masuk gedung KPK untuk dimintai keterangan terkait keterlibatan beberapa anggota DPR di Komisi VII yang dipimpinnya tersebut.


Menarik untuk ditelisik, benarkah ketiga elit Partai Demokrat (Jero Wacik, Sutan Bhatoegana, dan Tri Yulianto) mempunyai peran dalam kasus korupsi yang menjerat Rudi Rubiandini sebagai Ketua SKK Migas?




Orang dekat Jero dicekal KPK ke luar negeri


Sebagai ketua pengawas SKK Migas, keterangan Jero Wacik seputar uang 200 ribu US Dolar di ruang kerja Sekjen ESDM Waryono Karno sangat diperlukan. Sebelumnya, KPK juga telah melakukan pencegahan ke luar negeri selama enam bulan terhadap ajudan Jero, I Gusti Putu Ade Pranjaya sejak 22 November 2013.


Selain Pranjaya, ada tiga orang lain yang juga ikut dicekal dalam keputusan pimpinan KPK, Nomor: KEP-831/01/11/2013 yaitu konsultan bernama Eka Putra, Presidium Masyarakat Pertambangan Indonesia Herman Afifi Kusumo, dan Direktur Rajawali Swiber Cakrawala, Deni Karmania.


Keempat orang yang dicekal terakhir dikenal dekat dengan mantan Menteri Pariwisata itu. Apalagi Herman Afifi, dan Ade Pranjaya.


Herman Afif memang tidak mempunyai kedudukan formal. Namun bagi kalangan di Kementerian ESDM, ia sangat dikenal. Sebab, di mana ada Jero Wacik, ia selalu ada di belakanganya.


“Herman Afif dan ada satu orang lagi namanya Ketut Swardana dikenal sebagai teman-teman dekat menteri. Kalau ada rapat dengan Jero Wacik, mereka duduk di belakangnya Wacik, di depan para dirjen,” ujar sumber yang dikutip dari inilah di lingkungan Kementerian ESDM.


Menurut sumber itu, Herman juga dikenal memiliki peran sentral bagi Jero Wacik. Mereka memang diminta mengumpulkan uang atas nama Jero Wacik.


KPK telisik keterlibatan anggota DPR melalui Jero Wacik


Pemeriksaan Jero Wacik sebagai saksi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan digunakan untuk mendalami adanya keterlibatan anggota DPR pada kasus tersebut.


“Jadi semua akan didalami. Keterangan Jero Wacik hari ini akan sangat diperlukan untuk bisa mengembangkan lebih jauh. Kemudian, untuk mengetahui lebih jauh, ada atau tidak keterlibatan anggota dewan,” ucap Abraham di Gedung DPR, sesaat sebelum mengikuti rapat dengan Komisi III DPR, Jakarta, Senin (02/12/2013).


Hingga saat ini, anggota DPR yang sering disebut-sebut dalam persidangan kasus dugaan suap di lingkungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) adalah koleganya di Partai Demokrat, yakni Tri Yulianto yang duduk di Komisi VII yang membidangi energi.


Sementara, Ketua Komisi VII yang juga pengurus DPP Partai Demokrat Sultan Bhatoegana mengaku telah memanggil Tri Yulianto dan memastikan bahwa koleganya tersebut tidak menerima THR yang ditengarai berjumlah 200 ribu US Dolar.


“Kita sudah panggil Pak Tri Yulianto dan beliau mengatakan tidak ada menerima apa pun,” kata Sutan dalam keterangan persnya di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (02/12/2013).


Sebagai Ketua Komisi VII, Sutan menegaskan, Komisi VII DPR tidak pernah meminta-minta tunjangan hari raya (THR) kepada siapa pun, termasuk SKK Migas. “Tidak ada yang mendelegasikan apapun untuk meminta apa pun,” ujar Sutan.


Sekadar diketahui, Jero disebut-sebut mengetahui suap ini. Sebab saat penggeledahan ruangan kerja Sekjen ESDM Waryono Karno ditemukan uang sebesar USD200 ribu. Dalam penggeledahan itu, penyidik juga menemukan daftar pemberi dan penerima dugaan suap tersebut.


Rudi Rubiandini bersama pelatih golfnya, Derviardi, diduga menerima USD900 ribu dan 200 ribu dolar Singapura dari Direktur PT Kernel Oil Pte Ltd Singapura Widodo Ratanachaitong melalui komisarisnya Simon Gunawan Tanjaya demi memenangkan lelang Fossus Energy Ltd di SKK Migas.


Uang tersebut diserahkan Simon ke Rudi melalui pelatih golfnya, Deviardi. Rudi dan Deviardi disangka turut menyamarkan uang dari lelang dan tender di SKK Migas yang diduga diperoleh dari hasil tindak pidana korupsi.


Layak ditunggu, Partai Demokrat yang selalu disibukkan dengan tingkah kadernya yang banyak menjadi tersangka kasus korupsi ini apakah akan kembali terjerat lingkaran korupsi kasus dugaan suap SKK Migas yang diprediksikan akan terus mengular hingga 2014?


Sumber: NUSAonline.com



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/12/05/menakar-keterlibatan-elit-demokrat-dalam-kasus-skk-migas-615887.html

Menakar Keterlibatan Elit Demokrat dalam Kasus SKK Migas | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar