Ibarat pengantin baru, semuanya serba mesra, romantis dan penuh dengan kemaafan. Setelah habis bulan madu, sifat asli mulai kelihatan. Masih terngiang oleh kita setahun yang lalu, sebuah fenomena candaan, Joke, menyerbu rakyat ini. Euforia media begitu deras menghantam ruang mata dan telinga masyarakat. Masyarakat terkagum dan mengelu-elukan Joke. Joke ke timur, mata ketimur, Joke ke barat, telinga ke barat. Joke ke kubangan, masyarakat kegirangan. Fiuhhh.
Joke atau lawakan, hanya bisa dipakai sekali. Lebih dari sekali, sudah tidak lucu lagi. Aksi-aksi heroik hanya bisa ditunjukkan pada awal-awal Joke muncul. Setelah masa bulan madi selesai, manusia hanya minta aksi nyata. Apa hasilnya. Kau tanam, kau semai. Tapi apa yang akan kau semai, kalau kau sama sekali tidak menanam. Hanya niatan untuk menanam. Joke nya”Aku akan menanam cabe disini”. Setahun yang lalu, hasilnya? hanya Joke.
Memang kita-kita warga ini adalah warga yang bodoh. Tetapi bodoh bukan berarti bisa dibodoh-bodohi. Mana itu besi dan beton yang mau ditanam hingga membelah ibukota? Just Joke.
Kini, kita semua sudah kembali ke realita. Kini kita sadar, bahwa selama ini, itu semau hanyalah Joke. Sekarang kita mau lihat yang serius.

0 komentar:
Posting Komentar