SURAT TERBUKA BUAT BAPAK DAHLAN ISKAN
Yang saya kagumi Bapak Dahlan Iskan, bila saya katakan disini saya mengagumi Bapak sejak pertama kali saya membaca MH, barangkali Bapak takkan percaya dan menganggapnya berlebihan, tidak Pak, sungguh !. Tulisan Bapak yang saya lembari di MH telah menyihir harapan saya dari merana menjadi penuh pesona.
Yang saya kagumi Bapak Dahlan Iskan, bila saya sering berkomentar, membuat tulisan dan menulis puisi tentang Bapak di media-media yang saya ikuti, itu hanyalah secuil kata hati saya, bentuk kekaguman dan kebanggaan saya terhadap Bapak. Dan saya tulus sepenuhnya, terlepas apakah Bapak berkenan atau tidak dengan tulisan saya, saya hampir tak perduli.
Bapak Dahlan Iskan yang saya hormati, andai saja Bapak tidak berhasil lolos dari konvensi PD dan tidak ada dalam daftar Calon Presiden RI nanti di 2014, barangkali cukuplah Bapak Presiden bagi saya pribadi, karena menurut saya sosok seperti Bapaklah yang sesungguhnya dibutuhkan Bangsa ini, bukan memuji tapi jujur saya katakan, pemikiran dan tindakan Bapak Orisinil asli tanpa basa-basi tapi tepat dan menyentuh sasaran. Terlepas dari pencitraan yang orang tuduhkan, saya tetap pada pendirian.
Yang saya hormati Bapak Dahlan Iskan, mulanya saya-pun termasuk orang-orang yang selalu berprasangka buruk pada Bapak, bahkan pada saat surat terbuka ini hendak saya tuliskan sesungguhnyalah telah terjadi perang hebat antara kebanggaan dan rendah diri, antara keinginan dan rasa takut, antara harapan dan prasangka, antara keyakinan dan ketidakpercayaan dalam hati saya.
Demi Tuhan saya kagum pada Bapak, setuju sejuta persen kalau boleh, pada pemikiran, gagasan, harapan, tujuan dan solusi-solusi yang Bapak tawarkan dalam lembaran MH dan berita-berita, tapi itu tidak akan berarti bahwa saya berhenti mengingatkan, mengkoreksi kealfaan dan kesalahan -yang Alhamdulillah belum pernah saya temukan-. Karena Bapak bukan Malaikat maka saya percaya sisi kemanusiaan Bapak tetaplah memungkinkan suatu saat nanti Bapak bisa tergelincir dalam alfa dan salah, apatah lagi zaman sekarang banyak srigala berbulu domba yang siap menggiring kelembah nista. ( dan untuk itu saya akan tetap do’akan Bapak semoga Istiqamah dan Tegar ).
Bapak Dahlan Iskan yang saya hormati, kalau hari ini saya memutuskan berkirim surat pada Bapak, itu karena pertempuran dalam hati saya telah usai. Pada akhirnya, rasa rendah diri harus menyerah pada kebanggaan, rasa takut harus takluk pada keinginan, prasangka harus kalah pada harapan dan ketidakpercayaan harus pasrah pada keyakinan.
Insyaallah sayapun akan tetap istiqamah dijalan ini seperti pelajaran yang saya dapat dari Bapak selama ini, saya akan tetap jadi penganggum kecil dan takkan berhenti mengingatkan dan mengkoreksi kekhilafan Bapak, apatah lagi nanti jika bapak sudah menjadi Presiden RI.
Dari sebuah dusun kecil yang senyap
“Manihot Ultissima”

0 komentar:
Posting Komentar