promosi bisnis online gratis

Ada Apa dengan Walang - Sipengemis “Kaya?”


Kabar heboh tentang seorang pengemis dengan segepok uang, yang belakangan di tangkap dan diamankan aparat satpol PP dan petugas dinas sosial DKI Jakarta, seolah membuka mata kita semua. Kontan menjadi perhatian publik dan hampir semua media menjadikannya bahan sorotan.


Semua menjadi heran, semua menjadi kaget, bagaimana bisa seorang pengemis mendapatkan penghasilan begitu banyak? Seperti diberitakan banyak media bahwa, Walang bin Kliwon bersama Sa’ran, pengemis asal Subang Jawa Barat diangkut dari kolong jalan layang Pancoran, berikut uang berjumlah Rp 25 juta yang diduga kuat dari hasil pengemis. Meski berstatus sebagai pengemis penghasilan keduanya tidak bisa dipandang sebelah mata, keduannya belakangan mengaku bisa meraup lebih dari 4 juta rupiah dalam sebulan.


Banyak orang yang tiba- tiba menyesal karena seringkali memberikan uang kepada setiap pengemis, banyak juga yang dengan nada kesal mengumpat begitu mendengar kisah Walang, pasalnya sipengemis ternyata bisa mendapatkan penghasilan jauh dari yang kita duga. Sangat tidak wajar, begitu aneh, seorang pengemis dengan pakaian compang- camping dan hidup seadanya dapat meraup penghasilan yang sangat fantastis.


Penghasilan lebih dari 4 juta perbulan, bisa dianggap melebihi penghasilan karyawaan biasa dan pegawai negeri sipil rata- rata, penghasilan sebesar itu bisa jadi melampaui rata- rata penghasilan orang yang selama ini menjadi target atau orang- orang yang biasa bertemu dan memberikan uang “kecil”nya kepada pengemis.


Lantas kanapa menjadi gusar? Mengapa pandangan kita menjadi begitu sinis dan kehilangan empati kepada pengemis sejenis Walang? Mangapa Walang menjadi tumpahan kesalahan? Ada apa gerangan? Mengapa kita tidak berusaha melihat persoalan ini secara lebih fair?


Berapapun uang yang ditemukan bersama Walang, beliau tetap berstatus sebagai pengemis, bukankah sepatutnya kita lebih merasa bersyukur? Karena meskipun penghasilan kita ternyata jauh lebih kecil, kita masih sanggup memberi? Bukankah tangan di atas lebih mulia dari pada dibawah?


Jangan- jangan kita hanya iri, kita tidak pernah menyangka bahwa penghasilan pengemis ternyata melampaui penghasilan kita sendiri. Mengapa kita tidak berpikir positif saja? Tidak semua profesi pengemis adalah pilihan, banyak juga karena faktor keterpaksaan.


Bagi saya Walang adalah salah satu sosok entepreneur sejati, sebab ditengah keterbatasan sumberdaya manusianya beliau bisa berpenghasilan besar, meski soal hidup layak adalah masalah yang relatif berbeda bagi setiap orang. Mengemis, membuat orang merasa iba, membangkitkan empati, rasa kasihan dan solidaritas sosial adalah bagian dari kiat, strategi dan trik seorang Walang. Maka menurut hemat saya beliau adalah orang hebat, patut dijuluki pengemis profesional.


Keberhasilan butuh profesionalisme, usaha keras dan strategi jitu serta do’a untuk mencapainya, dan Walang - si pengemis “kaya” sudah membuktikannya. Mungkin juga Allah SWT mengabulkan do’a pak Walang- yang kini terpaksa harus dipulangkan ke kampung asal karena dianggap bagian dari problem sosial dan bikin iri sebagian warga Jakarta. Wallahua’lam.



sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/04/ada-apa-dengan-walang-sipengemis-kaya-613814.html

Ada Apa dengan Walang - Sipengemis “Kaya?” | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar