Jilbab adalah hak dan kewajiban muslimah termasuk Polwan. Jilbab adalah keindahan bagi pemakainya - jika memakainya bener. Jilbab adalah tugas dari Tuhan. Maka ketika Polwan ingin mengenakan jilbab, itu barang yang tak bisa ditunda. Keinginan mengenakan jilbab melebihi keinginan apapun dalam hidup karena itu perintah agama. Itu gambaran ketaatan bukan hanya semua Polwan, namun gambaran keimanan dan ketakwaan bangsa Indonesia.
Maka ketika Polri mengeluarkan penundaan pemakaian jilbab bagi para Polwan, bangsa Indonesia meradang. Seluruh masyarakat Indonesia menangis histeris karena kewajiban menjalankan perintah Tuhan tertunda. Kenapa kewajiban kepada Tuhan ditunda padahal usia Polwan tidak jelas? Apa jadinya kalau sebelum mengenakan jilbab meninggal dunia? Siapa yang akan bertanggung jawab kepada Tuhan tentang dosa yang harus ditanggung? Apakah Kapolri mau menanggung dosa seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri dari yang (1) membiarkan kemungkaran Polwan yang berwujud tidak memakai jilbab dan (2) bangsa Indonesia yang tak menentang penundaan pemakaian jilbab dari Polri. Ini harus menjadi pertimbangan Polri. Jangan menunda pemakaian jilbab oleh Polwan.
Maka tak mengherankan jika bangsa Indonesia yang sangat beradab, religius dan indah dengan segala kesempurnaan sikap dan tingkah laku, memohon dengan sangat pemakaian jilbab oleh Polwan ini segera diberlakukan. Karena dengan Polwan memakai jilbab maka segala persoalan terkait dengan perempuan akan selasai. Dengan adanya Polwan memakai jilbab maka akan berpengaruh kepada seluruh peri kehidupan bangsa Indonesia menjadi lebih baik.
Diyakini dengan adanya pemakaian jilbab ini maka akan berpengaruh kepada dan berdampak positif seperti berikut ini. Polwan yang pekerjaan di lapangan yang perlu kegesitan saja bisa memakai pakaian rok panjang jilbab yang membebat. Ini contoh bagi profesi lainnya untuk memakai jilbab di seluruh jenis pekerjaan. Lalu apa dampak positif pemakaian jilbab bagi Polwan dan Polri?
Pertama, dengan Polwan memakai jilbab, maka kesejahteraan jilbab dalam bidang religi dan sosial terpenuhi. Ini akan berdampak pada kesejahteraan riligi Polwan dan seluruh rekan-rekannya yang bahagia, juga kepada keluarga dan tetangganya. Ini kesejahteraan ukhuwah yang kaffah.
Kedua, para penjahat akan kasihan, hormat dan takut kepada Polwan yang berjilbab dan akan menurut kalau diperintah oleh Polwan berjilbab. Kenapa? Muncul aura kekuatan keimanan yang melumpuhkan hati, jiwa dan raga para penjahat - meskipun Polwan tak bisa lari ketika mengejar penjahat akibat baju rok panjangnya.
Ketiga, dengan Polwan mengenakan jilbab, maka para koruptor di seluruh Indonesia akan mengaku jika disidik oleh para Polwan berjilbab. Kenapa? Para koruptor malu setengah mati karena Polwan yang gajinya standard saja tidak melakukan korupsi - dibandingkan dengan para koruptor lelaki yang tak berjilbab, apalagi manusia koruptor semacam Angelina Sondakh yang tak berjilbab.
Jika seandainya Angie berjilbab seperti Polwan, dipastikan Angie tak akan korupsi. Karena begitu perempuan memakai jilbab, pada saat itu segala kemungkaran akan dienyahkan dan disingkirkan. Maka Polwan bisa dijadikan sebagai starting point untuk menuju upaya merayu agar para koruptor mengakui korupsinya dengan contoh keimanan, memamerkan bahwa Polwan bertakwa dan beriman. Ini dampak positif Polwan bisa menjadi suri tauladan bagi para perempuan Indonesia yang belum berjilbab.
Oleh karena itu, maka Jenderal Sutarman dan Jenderal Oegroseno seharusnya tak menunda pelaksanaan Polwan berjilbab karena (1) siapa yang akan menanggung dosa ribuan Polwan yang tak berjilbab?, (2) dengan pemakaian jilbab oleh Polwan dipastikan akan terjadi perbaikan moral, sikap dan perbuatan tak hanya Polwan namun juga bangsa Indonesia secara keseluruhan, (3) dengan Polwan memakai jilbab maka korupsi, kolusi dan nepotisme di Indonesia akan hilang. Bahkan sesuai dengan hak dan kewajiban diusulkan pula gamis dan koko jika diperlukan - karena berpakaian merupakan hak azasi bisa dipakai oleh semua Polri, TNI dan pegawai Pemda meskipun misalnya seminggu sekali tiap hari Jum’at atau Senin.
Salam bahagia ala saya.

0 komentar:
Posting Komentar