Begitu ujar Koko (33), bapak muda yang semalam ikut hadir saat pertemuan pemuda dusun. Namanya juga wong ndeso, isu nasional tidak sebegitu diperhatikan dibanding sawah dan kandang ayam ternaknya yang membuatnya bisa makan.
“Ngapain pakek kondom kalo sama istri sendiri” celetuknya lagi.
Dia mengaku pernah jajan di RRI, sebuah lokalisasi di Solo. Pekerjaan dia sebagai supir truk membuatnya harus sering pergi meninggalkan istri dan keluarganya. Saat jauh dari istri, kadang kebutuhan biologisnya ditangani ’secara mandiri’, diwaktu lain dia cari tempat yang recomended.
“Jajan kayak gitu gak ada enak-enaknya, Mas. Malah kepingin cepet-cepet, selak (jw : keburu) digerebeg polisi” jelasnya. “Ya paling enak sama istri sendiri, bisa sampe pagi, bisa macem-macem gaya, nggak takut digerebeg, nggak perlu pake kondom”
Pekan Kondom Nasional yang digulirkan Menteri Kesehatan seperti bukan hasil pemikiran orang sehat. Aneh jika kondom dibagi-bagikan bebas. Padahal tanpa Pekan Kondom pun, kondom tetap laku, terlebih saat malam tahun baru dan malam valentine yang akan datang.
“Gak usah lah pake acara bagi-bagi kondom, bikin bencana aja. Kalo bagi-bagi sembako, kita nggak nolak” timpal peserta rapat yang lain. “Pancen Menteri Kesehatane yang ndak waras (jw : tidak sehat)”

0 komentar:
Posting Komentar