gambar : kotareyog.com
Salah satu kalimat yang sedang ‘naik daun’ saat ini adalah kalimat “WANI PIRO?” yang disadur dari bahasa jawa, yang artinya adalah “Berani berapa?” Untuk lebih jelasnya, simak dahulu percakapan di bawah ini.
Lelaki : “Kamu mau menjadi kekasihku?”
Wanita : “Wani piro?”
Artinya kurang lebih adalah sang wanita menantang sang lelaki untuk berani berapa (dalam hal ekonomi) ketika mengajak/menawari menjadi kekasihnya. Dari sini, lekat sekali bahwa transaksi ‘jual-beli’ telah begitu ikut campur dalam kehidupan setiap orang. Mungkin sang wanita akan di cap sebagai ‘perempuan matre’ ketika kita tidak memahami betul jika ternyata jual-beli adalah suatu prinsip dasar kehidupan di dunia.
Mengapa saya katakan sebagai prinsip dasar kehidupan? Karena ternyata Tuhanpun tidak pernah memberikan apapun kepada hambanya secara gratis. Semua ada timbal baliknya, dan itu sudah dipastikan balance!
Sekarang, mari kita berkaca pada dialog selanjutnya.
Lelaki : “Wani piro? Ih… matre lu!”
Wanita : “Matre? Tuhan aja Yang Maha Sempurna juga matre. Masak aku nggak boleh matre? Mana ada yang gratis di dunia ini?”
Lelaki : “Hush! Dosa kamu ngatain Tuhan matre. Jelas lah ada yang gratis. Bernafas contohnya.”
Wanita : “Apa? Bernafas? Bernafas itu nggak gratis Bro! Bernafas itu bayar! Cuman Tuhan nggak butuh uangmu, tapi ketaatanmu. Perlu contoh? Noh, selama kau masih bernafas, Dia mewajibkanmu untuk Sholat. Nggak bisa ditawar!”
Lelaki : “…..”
Nah kawan, sekarang, mari kita pahami inti dari jual-beli itu sendiri. Jual beli adalah suatu proses transaksi yang dilakukan oleh penjual dan pembeli, yang di dalamnya terdapat aktivitas tukar-menukar barang (sebenarnya ini definisi dari saya sendiri, hehee). Dan nyatanya, barang yang ditukar tersebut tidak hanya bersifat material semata, semisal beras dan uang. Tapi pengertian dari pada barang ini akan meluas dan makin meluas jika kita mau untuk menelaahnya lebih lanjut. Barang bisa juga berarti jasa, ataupun ‘barang-barang’ yang lainnya.
Kita bisa menukar uang dengan beras (material), uang dengan periksa dokter (jasa), atau bahkan hal-hal sepele seperti menukar perhatian dengan senyuman (lohh.. ngawur..). Jadi, perhatikan dialog mereka selanjutnya.
Lelaki : “Em… iya juga sih. Njalukmu piro?” (kamu mintanya berapa?)
Wanita : “…….”
Selamat sore Kompasianer :)

0 komentar:
Posting Komentar