Tulisan ini merupakan jawaban atas pertanyaan Sdr.Utut Kusumadhata yang meminta tanggapan penulis terkait opini penulis berjudul “Buat apa bersimpati pada penderita AIDS”.
Maksud pertanyaannya adalah bagaimana tanggapan penulis dengan ODHA yang mendapatkan AIDS dari : 1. Malpraktek berupa transfusi darah terinfeksi 2. Bayi yang terlahir dengan AIDS yang diturunkan orang tuanya 3. Bayi yang menyusu pada Ibu/ibu susuan yang mengidap AIDS Apa menurut anda, tidak ada kesempatan bagi mereka untuk menikmati hidup?
JAWABAN
Kesatu, sudah adakah dokter yang dituntut atau divonis akibat malpraktek berupa transfusi darah terinfeksi?mana faktanya dan dipenjara dimana dokter tersebut?. Lantas, bagaimana jika maksud soal tersebut benar-benar ada dan bagaimana mensikapinya? Jawabannya adalah memberikan mereka harapan hidup berupa perawatan yang maksimal dari negara disamping harapan-harapan akan ditemukannya obat AIDS dalam kurun waktu 5,10, hingga 20 tahun kedepan.
Kedua, Bagaimana dengan Bayi yang terlahir AIDS? Jawaban penulis juga sama dengan bagian kesatu disertai tambahan 2 pilihan, yaitu : adanya izin orang tua dan negara untuk mengakhiri nyawa bayi tersebut. Bagaimana jika dalam tempo 100 tahun obat AIDS tak juga ditemukan?bisakah anda membayangkan kehidupan sang jabang bayi tersebut ketika mereka sudah dewasa?haruskah mereka menikahi pohon kelapa, sedang menikahi manusia saja tidak bisa. Haruskah diam-diam mereka kabur dari ruang rumah sakit ketika dewasa hanya untuk bisa meniduri perempuan?betapa tersiksanya mereka dan pada titik tersebut siapapun bayi tersebut akan berpikir mati kelak. Pilihan kedua lainnya adalah memberikan kesempatan hidup bagi mereka hingga dewasa dengan di didik sejak dini sebagai mesin perang berani mati demi negara disertai tanda jasa sebagai pahlawan.
Ketiga, bagi bayi yang menyusui tanggapan penulis sama dengan tanggapan kedua.
sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/12/02/tanggapan-terhadap-pertanyaan-utut-kusumadatha-614992.html

0 komentar:
Posting Komentar