promosi bisnis online gratis

ICW: Dahlan Iskan Manfaatkan BUMN untuk Jadi Capres


Demikianlah judul berita TRIBUNNEWS.COM yang tayang Senin, 25 November 2013 pukul 16:24. Membaca judul tersebut membuat saya jadi penasaran. Kira-kira bukti apa yang berhasil diperoleh Indonesia Corruption Watch (ICW), sehingga bisa sampai pada kesimpulan seperti itu.



Setelah membaca tuntas isi berita, rasa penasaran saya pun terjawab. Ternyata bukan bukti atau hasil investigasi yang diungkapkan. Melainkan hanya rasa curiga atau rasa khawatir salah satu aktivis ICW, Emerson Juntho. Dahlan Iskan dicurigai memanfaatkan berbagai perusahaan BUMN untuk maju sebagai calon presiden RI.



Logika yang Emerson sampaikan diberita kira-kira begini: Dahlan Iskan secara tidak langsung telah telibat dalam uji materi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK ke MK. Nah, keterlibatan secara tidak langsung itu, menurut Emerson berkaitan dengan ajang konvensi capres Partai Demokrat dan Pemilu 2014.



Bagi Emerson, posisi Dahlan sebagai peserta konvensi Partai Demokrat akan membutuhkan modal yang besar untuk bersaing dengan calon-calon lainnya. “Jangan lupa bahwa Pak Dahlan itu kandidat capres konvensi. Dia dari mana dana untuk pencapresan,”ujar Emerson sebagaimana dikutip di berita.



Dari berita, sebenarnya dapat dengan mudah ditangkap. ICW keberatan dengan uji materi yang dilakukan oleh forum BUMN, Biro Hukum Kementerian BUMN, dan Pusat Pengkajian Masalah Strategis Universitas Indonesia. Dahlan Iskan dinyatakan terlibat secara tidak langsung karena sejak awal pengajuan permohonan itu tidak protes dan melakukan klarifikasi. Barangkali dengan menggiring opini ke publik ICW bisa menekan Dahlan Iskan untuk membatalkan uji materi itu.



Keberatan dan maksud dari ICW ini sebenarnya sah-sah saja. Tetapi sampai menuding Dahlan Iskan memanfaatkan berbagai perusahaan BUMN untuk maju sebagai calon presiden RI hanya karena rasa curiga atau rasa khawatir itu tidak dapat dibenarkan. Karena yang muncul kemudian adalah fitnah. Bukankah fitnah lebih kejam daripada koruptor?



Saya sebenarnya merasa heran. Masak sih NGO selevel ICW yang kerap mengungkap kasus korupsi dengan dasar penelitian dan investigasi, justru dalam hal ini memfitnah Dahlan Iskan? Janggal rasanya. Apalagi logika yang disampaikan pun juga terkesan dipaksakan. Jangankan analisa, argumen yang disampaikan pun asal-asalan dan dibuat-buat. ICW mencoba bermain wacana yang bukan hanya untuk menekan, tetapi juga berusaha mencemarkan nama baik Dahlan Iskan.



Saya juga heran, apakah ICW yang konsen terhadap isu-isu korupsi tidak melihat upaya Dahlan Iskan membersihkan BUMN? Tidak melihat upaya Dahlan Iskan agar BUMN tidak lagi jadi sapi perah politisi dan partai politik. Saat ini Dahlan Iskan tengah menjalankan program Roadmap BUMN bersih, disamping telah melakukan reformasi birokrasi di BUMN. Dalam beberapa kesempatan Dahlan Iskan juga mengingatkan perusahaan-perusahaan BUMN untuk tidak terlibat dalam pembiayaan pemilu 2014. Kalau ada yang ketahuan, direkturnya akan dipecat.



Di sisi lain, keikutsertaan Dahlan Iskan di ajang konvensi juga untuk menerapkan politik berbiaya murah. Oleh karena itu biaya yang digunakan selama konvensi adalah biaya pribadi Dahlan Iskan dan dukungan jaringan dari berbagai lapisan masyarakat yang menamakan dirinya sebagai Relawan Demi Indonesia (ReDI).



Rekan-rekan ReDi berasal dari berbagai kalangan. Baik kalangan masyarakat bawah maupun masyarakat menengah ke atas. Mulai dari mahasiswa, dosen, dokter, petani, nelayan, sampai tukang parkir dan tukang becak. Karena ingin punya Presiden 2014 yang memiliki kompetensi untuk membenahi permasalahan dan memajukan negara ini, teman-teman rela mengeluarkan uang pribadi atau tenaga dan waktu untuk mensosialisasikan Dahlan Iskan. Mereka berupaya semampunya untuk berpartisipasi dan mendukung politik berbiaya murah.



Biasanya, lembaga anti korupsi seperti ICW senang dengan model seperti ini. Mereka pasti mendukung upaya tokoh yang punya komitmen seperti Dahlan Iskan. Makanya ketika ICW menuding Dahlan Iskan memanfaatkan BUMN, karena perlu modal besar untuk biaya ikut konvensi, saya jadi melihat ICW yang lain. ICW yang beda dari biasanya.



Meskipun tidak sekaya Chairul Tanjung yang termasuk 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes, tentu Dahlan Iskan punya uang. Jangankan untuk kampanye, untuk dukungan kemajuan bangsa ini pun Dahlan Iskan rela memberikannya. Sebagai contoh, Dahlan Iskan membiayai pembuatan purwarupa mobil listrik nasional yang dibuat oleh Ricky Elson dan teman-teman. Atau Dahlan Iskan membelikan mobil Avanza dari kocek pribadinya untuk kepala proyek yang sukses memenuhi target penyelesaian pembangkit listrik. Ini belum lagi bicara soal Dahlan Iskan yang tidak menggunakan fasilitas negara, tidak menerima gaji, dan seterusnya.



Jadi, kalau hendak membunuh karakter orang, ICW hendaknya berpikir ulang siapa tokoh yang jadi sasarannya. Toh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK masih diuji di MK dan masih diperdebatkan banyak pihak. Jangan gara-gara itu lembaga anti korupsi selevel ICW menuduh orang baik tanpa alasan.[]



Referensi berita:


http://www.tribunnews.com/nasional/2013/11/25/icw-dahlan-iskan-manfaatkan-bumn-untuk-jadi-capres



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/11/27/icw-dahlan-iskan-manfaatkan-bumn-untuk-jadi-capres-611722.html

ICW: Dahlan Iskan Manfaatkan BUMN untuk Jadi Capres | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar