Ada-ada saja upaya yang dilakukan untuk menaikan electabilitas pencapresan yang akan datang. Jokowi, salah satu calon presiden pilihan publik dengan electability moncer selalu teratas. telah menghipnotis para calon presiden lainnya menjadi terpukau serta galau, lalu berbagai upaya pun dilakukan untuk memanfaatkan tingkat electabilitas Jokowi yang moncer itu, mulai dari cara-cara simpati dengan menawarkan ikut konvensi presiden ataupun berpasangan sebagai pendamping, sampai dengan penjegalan dengan mengajak adu debat ataupun dalam bentuk lainnya, tetapi semuanya disikapi dengan bijak “ gak mikir pencapresan ataupun hasil survei, sekarang fokus pelayanan kepada Jakarta “ begitu kata Jokowi menanggapi.
Penolakan secara bijak yang telah berulang kali diucapkan, tidaklah menghentikan upaya untuk memanfaatkan electabilitas yang moncer itu. Menggandeng Jokowi disetiap kesempatan sebagai salah satu upaya, sudah tidak mungkin lagi dilakukan, karena cara itu sudah ada yang melakukanya, dan disetiap tampil mengandeng Jokowi didepan publik, acap kali diselipi dengan kisah tentang keberhasilan mengusung Jokowi menjadi Gubernur DKI, dan dipenghujung kisah akan ditutup dengan kata “ Suka gak percaya sih ……“
Hatta Rajasa Menko Ekonomi yang selalu masuk dalam busra calon presiden yang akan datang, mempunyai cara lain dalam memanfaatkan popularitas Jokowi. Itu dilakukan ketika memenuhi undangan acara diskusi tentang masalah banjir dan degradasi lingkungan pesisir Jakarta di kampus Universitas Indonesia Depok, selasa 26 Nopember 2013,
Hatta dan Jokowi adalah pembicara dalam acara diskusi itu, dan perjalanan menuju kekampus UI di Depok dilakukan bareng dengan menumpang kereta rel listrik commuter line bertiket single trip. Wakil menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dadak juga ikut serta. Tidak ada perlakuan istimewa selama perjalanan itu, para pejabat itu berdiri berbaur dengan penumpang kebanyakan, dan begitu juga dari stasiun Universitas Indonesia Depok menuju tempat acara di gedung Sabha Widya Wisma Makara kampus UI, dilakukan dengan menumpang transport publik yakni bis kuning ( bikun ).
Penampilan yang bersahaja secara bersamaan dari para pejabat tinggi itu tentu menimbulkan berbagai spekulasi. Sebab publik maklum bahwa pejabat itu mempunyai tingkat kesibukan yang tinggi dan untuk memenuhi undangan acara diskusi itu bisa datang sendiri-sendiri tanpa bareng dalam kebersahajaan. Tetapi Hatta Rajasa yang sering tampil formil, bersama Jokowi telah bisa tampil bersahaja mengimbangi penampilan Jokowi yang sudah dikenal kebersahajaanya, dan tampil bersahaja itu barangkali akan menjadi pintu masuk untuk menaikan electability
Jokowi gerah dengan berbagai spekulasi itu dan menolak dikatakan kedekatan dengan Hatta Rajasa untuk tujuan tertentu “ Saya diajak Pak Hatta, masak naek kereta bareng dibilang itu ( mesra ) “ katanya.

0 komentar:
Posting Komentar