Hari ini sebagian besar pasien di Kabupaten Banyumas dan sekitarnya mengalami kekecewaan, pasalnya sudah jauh-jauh dari rumah mau berobat di Rumah Sakit namun tidak bisa bertemu dengan dokter spesialis. Mungkin kejadian serupa bukan hanya terjadi pada Rumah Sakit di Banyumas saja melainkan di daerah lain.
ilustrasi suasana loket pendaftaran RSUD Banyumas / dok. pribadi
Semua klinik Spesialis di Rumah Sakit Banyumas pada hari rabu, 27/11-2013 tutup dan dialihkan ke dokter umum dan IGD. Menurut salah satu karyawan yang enggan menyebutkan namanya mengatakan “dokter spesialis tidak demo melainkan hanya melakukan aksi tafakur bersama”. Pasien di sarankan untuk ke poli umum atau IGD dengan dokter jaga.
Kejadian serupa juga dialami Rumah Sakit Islam (RSI) Purwokerto dengan terlihat sepi di area pelayanan kesehatan. “RSI Purwokerto Sepi” tutur Dian (22) warga Rejasari yang tinggal di sebelah Rumah Sakit.
Kejadian ini efek dari himbauan IDI dengan “Gerakan satu hari tanpa DOKTER” pada tanggal 27 Nopember 2013 sebagai solidaritas terhadap rekan sejawat Dokter yang dipenjara. Atau barangkali wujud beberapa kumpulan kekecewaan kepada pemerintah dan mungkin juga punya alasan lain yang saya tidak mengetahuinya.
Saya tidak bisa menilai mana yang salah atau benar karena setiap orang punya pandangan untuk menilai masing-masing. Namun saya mencoba untuk merefleksikan secara sederhana kejadian tersebut. Kalau dokter mogok, coba bayangkan saja kalau petani juga ikut mogok. Andaikan dalam sehari saja petani di Indonesia tidak melalukan aktifitas pertanian mungkin juga banyak orang meninggal. wah… lebay banget tulisanya.
Sebenarnya yang ingin saya garis bawahi adalah bahwa semua profesi itu mempunyai peran masing-masing. Semua itu penting, baik itu pejabat, pelaksana pemerintah eksekutif, yudikatif, dokter, guru, dan semua profesi hingga petani, cleaning servis itu penting. Coba kalau tidak ada salah satu dari sekian banyak profesi maka akan terjadi ketidak seimbangan dalam kehidupan kita ini.
Apa yang terjadi pada dokter jika satu hari tidak ada pasien yang berobat di seluruh Indonesia? bagaimana kalau tidak ada yang membuat obat dan menjualnya? Semua memiliki peran yang penting dalam kehidupan. Bukankah begitu?
Untuk para dokter yang baik hati, Berterima kasihlah pada pasien dan yang utama adalah kepada Tuhan yang telah menciptakan penyakit. Tanpa pasien dokter bukanlah apa-apa.
Dokter butuh pasien, dan pasien juga membutuhkan jasa medis dokter. Dan sesunggunya hanya ikhtiarlah yang kita mampu perbuat. Karena bukan dokterlah yang menyembuhkan, namun Tiada lain karena Ridho dan kehendak Tuhan.
Marilah kita berperan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Janganlah rusak rantai kehidupan dengan kesombongan dan Arogan. Met berdemonstrasi untuk tenaga medis, Dokter, Perawat, Bidan dll. Dan tetap jaga kode etik profesi anda… Saya juga mau mengucapkan terima kasih dokter atas seluruh pengabdian untuk bangsa dan negara Indonesia tercinta.
Mari belajar saling menghormati dan menghargai antar sesama. Salam hangat dari desa yang terpencil di kaki Gunung Slamet. Met beraktifitas dan berkarya sobat kompasianer… ^_^
Purwokerto, 27 Nopember 2013

0 komentar:
Posting Komentar