menghadapi pemilu tahun depan, semua parpol pastinya sudah mulai menyiapkan segala keperluannya untuk bertarung memperebutkan suara rakyat. partai golkar dengan aburizal bakrinya sudah terlihat sekali modal dasarnya. mulai dari segi dana yang pasti melimpah dan media elektroniknya yang setiap saat bisa mempromosikan capresnya, atau bahkan para caleg-calegnya.
pdip moncong putih yang masih adem ayem belum memperlihatkan tanduknya untuk seruduk sana sini, namun berhubung sudah memiliki kader jokowi yang fenomenal, sepertinya sudah bisa mengambil hati sebagian rakyat indonesia, meskipun belum ada tanda-tanda dicapreskan. sehingga hanya perlu sedikit modal untuk menghadapi pemilu tahun depan.
gerindra dengan prabowonya dan dukungan dana yang pasti melimpah, maka tidak ragu - ragu lagi dalam menghadapi pemilu tahun depan.sebab sudah jelas dengan capresnya prabowo. begitu juga partai hanura yang dibantu oleh hary tanu. sehingga wiranto tidaklah begitu galau soal dana dan terlebih media yang selalu mempromosikan keduanya sebagai capres. begitu juga partai nasdem sebagai pendatang baru namun soal dana pasti tidak akan keteteran.
namun bagi pkb, pan, pks, pbb dan partai kecil lainnya sudah pasti mereka tidak sekaya partai-partai diatas tadi. kecuali pks yang katanya punya dana banyak hasil dari iuran kader dan simpatisannya, namun ternyata tidak hanya dari simpatisan saja, tetapi dari hasil makelaran ahmad fathonah. berhubung sudah merasa sebagai partai kecil maka partai tersebut belum berani memunculkan capresnya namun baru sebatas wacana.
dan yang paling fenomenal adalah partai demokrat.
sebagai pemenang pemilu presiden dua periode harusnya demokrat lebih siap dibandingkan dengan partai lainnya, baik segi dana maupun dari sumberdaya manusianya. namun apadaya sebagai partai baru yang langsung menang dua periode, ternyata para petingginya tidak bisa mendidik para kader-kadernya menjadi lebih baik. justru mereka-mereka terlena dengan euforia kemenangan. dan lupa bahwa kurun waktu sepuluh tahun itu dikiranya lama. sehingga ketika masa jabatan dua kali habis dan tidak punya tokoh sekaliber sby, maka mereka kelimpungan. bingung mau mencapreskan siapa?
meskipun dahulu ketika menjadi partai baru mendapat dukungan dana yang melimpah, namun ternyata dana itu pastinya bukan dana halal semuanya. seperti hartati murdaya penyokong utama terjerat hukum. kemudian kader-kadernya dalam mencari dana dengan cara korupsi. nazarudin,anas u,andi am, angie s.dan masih banyak lagi mungkin yang didaerah-daerah.
dan dengan kasus century juga terbesit kabar jika sebagian uangnya untuk demokrat. jangan-jangan sby nya juga mencari dana secara tidak halal lewat pak budiono dengan kasus century tersebut. tinggal tunggu kisah selanjutnya saja.
berhubung pemilu 2014 sudah diambang pintu dan demokrat sebagai pemenang dua periode pilpres, namun untuk memunculkan tokoh capres 2014 tidak punya capres yang mumpuni. sehingga di gelarlah acara konvensi dengan menjaring calon dari luar partai. meskipun itu sebenarnya cuma akal - akalan demokrat saja. sebab jago sebenarnya juga sudah ada meskipun rakyat indonesia masih banyak yang tidak mengenalnya.
selain kesulitan sumberdaya manusia untuk dicapreskan, ternyata demokrat juga sudah kesulitan sumber dana halal untuk mempromosikan capres-capres hasil konvensi. sesuai pernyataan hayono isman yang juga capres konvensi, katanya komite konvensi tidak maksimal dalam mengenalkan capresnya karena saat ini demokrat sulit mendapatkan dana halal. loh berarti dulu-dulu waktu menjelang pemilu dengan segala hingar bingar kampanyenya pakai dana haram dong.
pantesan si nazar, si anas, si andi, si angie pada masuk bui, ternyata mereka dulu promosinya pakai dana haram sih.
terimakasih kompasiana
hadisang

0 komentar:
Posting Komentar