promosi bisnis online gratis

Papua, Jurus Australia Tekan Indonesia..?


1385891837296414114

Demo Penyadapan Mahasiswa UII Yogyakarta 26/11/13- doc Antaranews.com/ Sigid K




Yg terhormat para Admins dan Kompasianers, Ingat!!! “Jgn pada Korupsi yaa”.


Menarik untuk dicermati pernyataan dari Drirektur Kajian Center for Indonesian National Policy Studies (CINAPS), Guspriabri Sumowigemo berpendapat, setelah surat PM Australian Tony Abbott (Abot tenan dijaluki nuwun sewu) diterima oleh Presiden Susilo Bambanh Yudhoyono (SBY). Indonesia kemudian menyodorkan ajakan pada Australia untuk menyusun protokol dan kode etik begi hubungan kedua negara. Negara yang dirugikan malah berinisiatif memberi advise/ menyodorkan solusi demi perbaikan hubungan yang rusak, hal tersebut Sebenarnya tak lazim, bahkan nampak justru sikap Indonesia menghindari ketegangan diplomatik berlarut dengan Australia dan cepat sekali melunak, tanpa langkah standar yang dituntut Indonesia berupa permintaan maaf dari Australia.


Tidaklah berlebihan bila ada dugaan, terlalu cepatnya Jakarta melunak kepada Canberra sebagai antisipasi tekanan balik Australia tentang Papua. Atau mungkin Australia sudah memainkan kartu dan jurus permasalahan Papua untuk menekan Indonesia terkait hubungan bilateral kedua negara, setelah kedua negara bersitegang masalah penyadapan. Salah satu indikatornya, Badan Intelejen Negara (BIN) beberapa hari lalu menyatakan bahwa, pihaknya telah mendapatkan jaminan tak ada lagi penyadapan oleh Australia juga Indonesia masih mau menerima hibah lima pesawat C-130H Hercules dari pemerintah Australia. Mungkin saja dua langkah tersebut segera memulihkan kerjasama politik kedua negara, antara lain menjamin Papua sebagai bagian sah Indonesia, Bagaimana menurut pendapat anda…?.


Kenyataan sebenarnya sentimen publik menginginkan Indonesia lebih tegas menghukum Australia, nampaknya tidak mungkin terlaksana karena untuk menjamin status politik wilayah Papua, Indonesia cukup tergantung pada kerja sama politik dengan Australia.


Kembali menurut Guspriabri Sumowigemo, bila Indonesia memperbaiki profil militer bekerja sama dengan Rusia, Indonesia akan bisa melepas ketergantungan juga bisa lebih independen dalam bersikap dan bebas menunjukan ekpresi terhadap Australia. Sepert halnya yang dilakukan India dengan sukses menekan Dassault Breguet dari prancis memberi lisensi cukup signifikan pembuatan Rafale di India. Ketika India memodernisasi kekuatan udaranya, saat lelang C-01Rafale dari prancis berhadapan dengan Euro Fighter dan SU-27 Rusia, setelah melakukan kerja sama dengan Rusia yang terkenal tadak mau campur tangan dalam urusan negara pembeli arsenal militernya.


Alternatif lainnya, Indonesia menggandeng China menginternasionalkan isu-isu dalam negeri Autralia, utamanya nasib kaum Aborigin atau, melakukan deal politik langsung dengan militer Amerika Serikat untuk menekan Australia dengan imbalan tertentu, Demikian advise Guspriabri.


Kedua negara sebenarnya berbobot sama-sama middle power, meski dengan kelas berbeda Australia adalah upper class middle power sedangkan Indonesia pada lower class middle power, namun demikian sikap Indonesia menunjukan, kita tak bisa menjalankan prinsip babas aktif karena kita tidak bebas bersikap dan berekpresi.


Salam dari KSK..




sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/12/01/papua-jurus-australia-tekan-indonesia-612892.html

Papua, Jurus Australia Tekan Indonesia..? | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar