Belakangan hari ini kisah sukses tentang keberhasilan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo semakin mengharu biru. Bahkan survei-survei ternama belum memperlihatkan seorang kandidatpun mengalahkan mantan Walikota Solo ini kecuali Lingkar Survei Indonesia (LSI). Lembaga survei pimpinan Denny JA ini menempatkan Aburizal Bakrie sebagai kandidat presiden terkuat.
Media pun semacam menjadi alat pencitraan Jokowi. Bahkan salah satu media online terkemuka memberikan perhatian khusus kepada dia.
Penulis menganalisis Jokowi memang sengaja disetting memiliki elektabilitas tinggi. Coba kita liat survei-survei tersebut semua mengunggulkan Jokowi. Kejadian ini mengingatkan tentang film revolusi berjudul V for Vendetta. Kanselir yang berkuasa menggunakan propaganda media untuk membuat dia terpilih. Kemudian media-media yang menyiarkan tentang keberhasilan Jokowi pasti ada iklan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Siapa media yang mau memberitakan peristiwa gratis sekarang? Baca Survey LSI, “Jokowi Vs Ical”??
Jokowi juga menggunakan akun media sosial dan akun jurnalisme warga untuk menaikkan elektabilitasnya. Seakan semua kebaikan ada pada alumnus UGM ini.
Padahal PDIP berpotensi yang mengusung Jokowi mempunyai masalah dengan yang belum tuntas. Masih ingatkan anda dengan kasus-kasus di era mantan Megawati Soekarno Putri (Ketum PDIP) seperti pelelangan ladang minyak Tangguh ke Cina. Penjualan aset Indosat, kapal tanker, BCA, Bank Danamon, BII, dll. Kasus dugaan korupsi pemberian Surat Keterangan Lunas (SKL) penyelesaian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang merugikan negara 30 triliun pertahun.
Megawati menjadi “tukang lelang”. Menjual semua aset bangsa ini. Karena apa? Kalau bukan ingin kaya dan meperkaya bawahannya.
Kemudian Jokowi akan diusung menjadi presiden dari partai ini. Penulis menduga Jokowi akan menjadi “tukang lelang” selanjutnya. Apalagi Jokowi sangat tunduk dengan perintah Megawati. Hal ini terlihat dari acara-acara seremoni yang sering dihelat PDIP, mereka selalu mesra. Baca ini: Jokowi Presiden Dambaan Asing
Sebaiknya masyarakat Indonesia pintar memilih presiden yang mempunyai catatan bersih dan tak terkait dengan pihak-pihak yang bermasalah dan pernah membuat negara rugi. Semoga (*)
0 komentar:
Posting Komentar